Perjalan Ke Ibu Kota Yang Harus Melewati Kota Pahlawan

Liburan semester menjadi liburan yang sangat di tunggu oleh semua mahasiswa termasuk saya salah satunya, sudah beberapa hari lalu di sibukkan oleh bejibunnya laporan KP (Kerja Praktik) untuk bisa merefresh otak, saya berencana akan mengunjungi kota Depok kebetulan di sana ada kakak saya ini menjadi awal baik bagi saya untuk liburan irit, Libur di kampus Universitas Trunojoyo Madura lumayan lama sekitaran 50 hari, ini awal saya berangkat ke Depok untuk menjelajah ibu kota, Depok termasuk dalam ibu kota, kota ini masuk dalam JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang Bekasi)

Pagi itu langkah kaki ku bergegas meninggal tanah kelahiran ku yaitu pulau dengan sejuta keindahan alamnya, beraneka ragam budaya dan kuliner pulau itu terletak di ujung timur di Jawa Timur pulau kecil mungil nan indah itu bernama Pulau Madura, hari kamis saya meninggalkan pulau Madura bergegas menuju Surabaya karena di situlah nantinya saya akan naik kereta sebenarnya berangkatnya itu malam Jum'at jam 9 tapi saya berangkat hari kamis karena masih ingin berkunjung di tempat teman ku di Surabaya kebetulan saudara dan teman saya di Surabaya cukup banyak meskipun saudara yang sedikit jauh, mereka di sana bekerja di berbagai bidang maklumlah orang Madura yang terkenal pekerja keras bisa tersebar di berbagai kota di Indonesia bukan hanya di berbagai kota saja tapi di berbagai belahan dunia orang Madura pasti ada sebagai pekerja, TKI, Pengusaha, Pelajar, Artis dll. tapi mayoritas mereka berprofesi jadi TKI (kalau di luar negeri) di situlah mereka menghidupi kelurganya dengan berpindah kota mencari penghasilan yang lebih besar, Et kembali lagi ke Surabaya atau juga di kenal sebagai Kota Pahlawan Setelah saya sampai di Pelabuhan Perak Surabaya saya bergegas keluar dari kapal yang membawa saya dari Madura ke menuju Surabaya.

Pelabuhan Perak menjadi salah satu alternatif penyeberangan selain Suramadu, sebelum Suramadu berdiri tegak seperti sekarang penyeberangan favorit dulu dari Madura ke Surabaya adalah Pelabuhan Perak ini, kebetulan teman ku ini di Surabaya bekerja sebagai penjual roti bakar namanya sebut Syarifuddin teman dan adik kelas semasa sekolah dan masa kecil.

Saya telepon dia pada saat saya turun dari kapal

"Tut tut tut" begitulah bunyi telpon ku yang saya pegang sejenak melihat apakah dia mengangkat telepon ku, sepertinya dia mengangkatnya.

"Di mana lu bro" kata saya ke teman ku.

"Gue masih di kontrakan, lu dmn? " sahut dia menanyakan kepada saya "Gue udah nyampe di pelabuhan bro" dengan senangnya saya menyampaikan, bahwa saya sudah sampai di Surabaya
"Oke bro saya jemput ya ke pelabuhan. " sepertinya dia bergegas mengambil motornya untuk menjemput saya di pelabuhan, Setelah dia sampai di pelabuhan ternyata dia masuk ke dalam pelabuhan padahal saya sudah di luar pelabuhan, sejenak saya fikir dia rasa sudah sangat lama menunggu datang, akhirnya saya tlp dia lagi meskipun saya lihat pulsa ku sudah menipis.

"Tut tut tut" bunyi telepon yang saya pegang. Dia langsung mengangkat telepon dari saya

"Lu dmn bro gue sudah di dalem nih" sahut dia

"Gue di luar bro di depan msijid" sahut saya kebetulan saya berada di depan masjid
Akhirnya kita ketemuan di depan masjid. Setelah itu kita jalan menuju kontrakannya dia di tengah jalan melihat warung nasi yang nampaknya menggoyangkan lidah akhirnya kami berhenti sejenak mengisi perut yang sudah melai keroncongan,Teman ku bertanya dan bercerita waktu di warung nasi itu tentang kuliah maklum saja tahun 2015 kemaren dia tidak di terima di universitas, dia berencana mengambil kuliahnya tahun ini 2016, dia tidak berputus asa untuk bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, dia bekerja jual roti bakar di Surabaya yang dulunya di pegang oleh kakaknya, ini adalah salah satu modal untuk membiyai uang kuliahnya di perguruan tinggi maklumlah pendidikan di bumi pertiwi ini sangatlah mahal sekali, terkadang tidak di iringi dengan fasilitas mahasiswa yang kurang memadai, melihat isi piring sudah habis akhirnya kami bergegas menuju kontrakannya dia, setelahnya sampai sana saya masih cek tiket yang akan saya gunakan menuju ibu kota di Traveloka, kebutulan saat itu pesan tiket di traveloka.com setelah cek semuanya saya pun akhirnya sampai di kontrakan teman ku, akhirnya saya tidur seharian.

Sebagai mahasiswa teknik yang sangat padat tentunya sangat sulit untuk melihat hiruk pikuknya perkotaan yang membawaku saat itu mengintip kota Surabaya yang di kenal sebagai Kota Pahlawan bukannya hanya tidur seharian akan tetapi menikmati Kota Pahwalawan dari kejauhan sebelum melanjutkan perjalanan ke Ibu Kota

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama