Eksotisme Musik Tradisional Sandur Madura


Seni merupakan ekspresi karya yang dimiliki setiap manusia dan kelompok yang memiliki tujuan sebagai hiburan,  berbicara kesenian tak akan ada habisnya karya yang terlahir dari setiap manusia , seni musik “sandur misalnya yang masih bertahan dalam perkembangan ancah permusikan tanah air karena seni budaya yang satu ini  sarat dengan makna social, berasal dari pulau madura yang konon katanya adalah cara nenek moyang mewadahi dan mempertahankan jalinan silaturahmi antar kerabat.

Eksistensi Sandur sebagai seni  musik  klasik khas madura yang diiringi oleh tiupan seronen berbentuk kerucut yang memiliki suara khas yang berasal dari desa sendang sumenep ini sudah jarang ditemui  padahal  tembang yang dinyanyikan banyak mengandung nasehat dan pesan dari orang tua terhadap anak (nak kanak ngudeh)

Sandur merupakan kesenian yang bernilai eksotis mengapa ? karena sandur seni yang menanamkan budi pekerti sejak dini melalui syair-syair yang erat kaitannya dengan unsur pendidikan, dalam prinsip madura metode ini dilakukan untuk mengajarkan bagaimana caranya agar generasi penerusnya menjadi orang baik, bukan menjadi orang jahat yang memanfaatkan hak orang lain untuk hajat hidup sendiri (koruptor,pencuri dll).

Ada perbedaan dalam pementasan sandur  setiap daerah dimadura yakni dari segi bahasa perbedaan terdapat pada dialog dan lakon ceritanya, semakin keras bahasa  itu maka seperti itulah bahasa yang mereka gunakan untuk berdialog dalam pementasan layaknya teater dengan narasi berbentuk syair namun tidak mengurangi makna sebagai hiburan yang kita dengarkan nasehat bijaknya .

kesenian sandur ini masih banyak diadakan saat acara-acara tertentu seperti remo ( hajatan), biasanya sandur dipimpin oleh sang jawara yang di segani dan diyakini memiliki ilmu kesaktian demikian para pemainnya bukanlah orang sembarangan melainkan orang-orang pilihan dalam arti memiliki ilmu bela diri, dan amalan doa, tujuannya untuk memproteksi dari serangan pihak musuhnya, orang yang tidak suka musik sandur atau pada zaman kolonial dahulu mereka melindungi diri dari para penjajah yang kejam bila menyerang saat pementasan


Maka tak jarang jika kita benar-benar menyimak alunan tembang memunculkan motivasi untuk berjuang dan mengobarkan semangat patriotisme, namun seiring berjalannya waktu karena para penjajah sudah binasa maka pementasan seni sandur  hanya dijadikan pertunjukan seni belaka, dan terkadang hanya diadakan oleh orang-orang tertentu (blater,  jadi tidak heran jika kadangkala terjadi keributan antara penonton berujung kematian yang diakibatkan dari perkelahian masal menggunakan clurit.

Karya yang tetap bertahan tentulah sebuah rasa yang tercipta dari sebuah niat untuk melestarika, seperti halnya sandur meskipun sudah jarang dipentaskan namun kebudayaan ini sangat dirindukan oleh sebagian masyarakat madura terlebih krisis moral hari ini sangat merisaukan banyak pihak terlebih orang tua menghadapi keegoisan anaknya, kebijaksanaan alunan tembang yang sangat dirindukan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama